Berikut Wawancara Alhabib Rizieq Shihab denga Bapak Jaya
Suprana di TVRI (Bagian 1).
Jaya Suprana:
Kita mohon pencerahan dari Habib Rizieq, kenapa ko kita ini
sampai ngeri begitu takut (takut kepada FPI khusus nya kepada Habib Rizieq)
Alhabib Rizieq:
Jadi
saya melihat, memang saya tidak mengatakan semua media tapi banyak media media
yang tidak memberitakan FPI apa adanya, jd mereka hanya memberitakan sesuai
dengan keinginan mereka. Saya berikan contoh bagaimana lascar lascar FPI pada
tahun 2004 ketika terjadi tsunami di Aceh itu ada 1000 laskar turun ke Aceh
bekerja disana selama 4 bulan itu mengevakuasi tidak kurang dari 100.000 mayat,
itu satupun media tidak ada yang memberitakan.
Nah kemudian begitu juga
bagaimana kerjasama FPI dengan kementrian sosial didalam program bedah kampung,
jadi ada satu program bedah kampung yang dilakukan oleh kementrian sosial dan
FPI diajak untuk bekerjasama dan kita buat MOU resmi bagaimana perumahan rakyat
miskin yang tidak layak huni dijakarta maupun diluar Jakarta bersama sama
dengan kementrian sosial kita turun kita melakukan bedah kampung. Nah ini juga
kan tidak pernah masuk pemberitaan.
Begitu juga kerja sama FPI dengan
kementrian agama RI dimana kami turun dilokasi lokasi yang banyak warga ahmadiyah
(Aliran sesat pada saat itu) untuk kami melakukan pembinaan bukan kekerasan.
Saya kasih contoh satu di Tenjowaringin perbatasan Garut dan Tasik disana kami
melakukan pembinaan ditahun 2009 sampai hari ini sudah lebih dari 800 warga
ahmadiyah kembali kepada islam. Nah hal hal semacam ini tidak ada yang dimuat
oleh media (Habib Rizieq tertawa).
Jadi manakala ada suatu kejadian yang
katakanlah terjadi tindak kekerasan, kadang kadang itulah yang di blow-up oleh
media tanpa memberitakan akal persoalannya.
Saya kasih contoh itu ditahun 2001,
kejadian di kota Jakarta ada satu pembinaan ditempat olahraga biliyard yang
dikelola oleh KONI pusat tapi ternyata disalahgunakan oleh kelompok kelompok
masyarakat tertentu untuk ajang perjudian, penyebaran ekstasi dan ajang
prostitusi. Kita sudah melakukan berbagai macam pendekatan ke koni, ke pemda
DKI, laporkan ke polisi sampai 2 tahun itu tidak ada tindakan sementara
masyarakat setempat sudah resah, ketika terjadi kles antara pengelola
kemaksiatan tsb dengan lascar FPI dan terjadi pengrusakan. dan itu sudah
diadili, laskar FPI yang melakukan pengrusakanpun sudah ditangkap, sudah
diadili, sudah dipenjara. Tapi akhirnya tempat olahraga itupun sampai saat ini
(tahun 2014) tidak dijadikan tempat maksiat lagi.
Jaya Suprana:
Berarti FPI ini memang tidak membenarkan kekerasan?
Alhabib Rizieq:
Ya kita
tidak membenarkan kekerasan, artinya kalau memang ada lascar kita yang bersalah
kita serahkan ke polisi, silahkan diproses silahkan diadili, silahkan dipenjara
Cuma yang memprihatinkannya peristiwa tersebut kan terjadi tahun 2001
sebetulnya kan sudah clear, sudah masuk pengadilan, tapi beberapa stasiun
televisi sampai hari ini diulang ulang terus itu pengrusakan, jadi seolah olah
yang ada dibenak bangsa Indonesia itu ya itulah gaya FPI setiap hari (padahal sebenarnya
tidak begitu).
(* Info:
Acara wawancara ini berlangsung di stasiun TVRI
Acara wawancara ini berlangsung di stasiun TVRI
0 komentar:
Posting Komentar