Allah SWT menyatakan dalam hadits
qudsi:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku (Kata Allah) sesuai dengan prasangka hamba-Ku”
Barangsiapa berprasangka Allah
akan memberinya maka inshaAllah Allah akan memberinya. Barangsiapa
berprasangka Allah akan mengampuninya InshaAllah Allah akan mengampuninya.
Demikian Allah memperlakukan hamba tersebut sesuai dengan prasangka hamba tersebut.
Kemudian Allah juga menyatakan :
يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً
Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi pula.”
Maha suci Allah yang mengampuni tanpa peduli. Apabila Allah mengampuni
maka tidak hitung hitungan dalam mengampuni.
Demi kemuliaanKu
(Kata Allah) aku tidak padukan bagi hambaKu dua rasa takut dan dua rasa aman.
Seandainya dia merasa takut (takut karena Allah) selama di dunia maka di
akherat Aku amankan dia, Aku tidak akan membuat dia cemas, tidak akan membuat
dia resah, tidak akan membuat dia ketakutan. Namun barang siapa di dunia ia
telah merasa aman, merasa tidak akan disiksa, merasa akan masuk sorga, maka di
akherat dia akan dibuat cemas, akan dibuat takut oleh Allah SWT. Takut akan
siksa dan azab yang menanti orang tersebut.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam beliau
menyatakan:
“Sumber dari pada hikmah adalah rasa takut kepada
Allah SWT”
Diriwayatkan ada satu orang yang
sedang sakit dari sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam maka
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam menjenguk orang tersebut, dan Nabi
shalallahu ‘alaihi wassallam berkata:
“Bagimana keadaanmu? Apa yang
engkau rasakan?”
Maka sahabat yang sakit tersebut
berkata:
“Ya Rasulullah, aku dalam keadaan
sakit ini perasaanku takut akan dosa dosaku, aku takut akan kesalahanku dan aku
berharap rahmat dari Tuhanku.”
Maka Nabi shalallahu ‘alaihi
wassallam tersenyum dan berkata:
“Sungguh rasa takut dan rasa
berharap tidak berkumpul di dalam hati seorang mukmin dalam keadaan ini,
melainkan pasti Allah SWT akan amankan dia dari yang di khawatirkannya, dan
Allah akan berikan apa yang ia harapkan”
0 komentar:
Posting Komentar