Kita harus tafakuri ada pertanyaan seperti ini:
Mengapa orang itu rajin ibadah, rajin ke masjid tapi ko
kelakuannya seperti yang kurang berubah? Mengapa ibu itu ke pengajian nya rajin
bahkan seperti makan obat sehari tiga kali tapi yang berubah hanya seragamnya,
sedangkan perilakunya awet dalam kekurangan? Kenapa orang itu pengurus masjid
tapi tega kotak infaq diamankan oleh pribadinya? Mengapa itu lulusan perguruan
tinggi agama, paham agama, sarjana agama tapi ko perilakunya seperti yang jauh
dari agama? Kenapa itu ustadz penceramah sibuk mengajak orang lain kebaikan
tapi ko perilaku sehari harinya seperti beda dengan yang diceramahkan?
Satu yang menyebabkan kita susah beramal padahal rajin ke
majelis ta’lim yang pertama adalah boleh jadi kita salah niat. Allah maha
mengetahui “dan Dia Maha Mengetahui apa
yang ada didalam hati, mau engkau rahasiakan atau engkau jaharkan, Allah tahu
isi hatimu”
Datang ke Majelis ta’lim belum tentu seluruhnya ingin dekat
dengan Allah. Allah itu tidak bisa dibohongi, walaupun tubuh kita sujud kepada
Allah, belum tentu menurut pandangan Allah hatinya mau sujud. Walaupun pake
sorban pake kopeah haji pake kerudung, belum tentu hatinya ingin dekat dengan
Allah. Penampilan sorban ini boleh jadi ada keinginan duniawi dibalik
penampilan ini. Ingin dianggap sholeh, ingin disegani, ingin dihormati, bukan
untuk menghormati. Ingin dikenal banyak hafalannya, ingin dikenal sebagai ahli
majelis ta’lim.
Kalau salah niat dari awal berarti tidak sampai ke Allah.
Jaminan Allah bahwa amal itu tergantung dari niat. Ada ahli ibadah tapi tidak
berubah juga, karena boleh jadi ibadahnya untuk duniawi. Dia ke masjid tiap
shubuh tapi memang nikmatnya ingin dianggap sebagai ahli masjid. Jadi dia
mempertahankan ke masjid supaya orang mengagumi dia.
Coba mana yang bahaya bagi ibu ibu, ingin kelihatan cantik
apa ingin kelihatan sholehah? Kalau ibu ibu ingin kelihatan cantik, normal
karena wanita, kalau laki laki ingin kelihatan cantik itu abnormal. Tapi kalau
ibu ibu ingin kelihatan sholehah berarti dia sibuk mencari kedudukan dalam
penilaian makhluk. Harusnya bukan ingin dianggap sholehah tapi ingin menjadi
Sholehah, kalau ingin dianggap sholehah pasti kita ngebangun topeng dengan
penampilan, dengan gerakan, tujuannya supaya orang menilai sholehah. Tapi kalau
ingin jadi sholehah ga ada urusan dengan penilaian orang.
Siapapun yang niatnya hanya untuk duniawi, cenderung yang
dibangun adalah topeng. Siapapun yang mencari kedudukan dihati manusia, lebih
sibuk membangun topeng, ingin dipuji, dihargai, dikagumi. Dikagumi seluruh
dunia tapi Allah tidak ridho, udah hancur kita ini.
Ayo kalau kita mau kemana mana kita berpikir dulu mau apa
maksudnya ini. Periksa niat. Karena niat yang salah akan merusak. Ada hadits
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam tentang dua orang yang berkelahi
akhirnya yang satu terbunuh tapi keduanya masuk neraka. Kenapa yang dibunuh
masuk neraka? Karena dia kalau ga terbunuh pasti membunuh. Jadi sudah ada niat
membunuh hanya saja kebagian mati tapi dosanya udah dapet.
Ustadz Yusuf Mansur Ceramah dan bertanya (kepada jamaah):
“Acungkan tangan siapa yang sudah niat jadi hafidz?” ternyata belum pada niat,
ga ada yang ngacung.
Padahal niat saja jadi hafidz, kalau kita wafat inshaallah
dapat pahalanya, tapi da ini mah niat juga engga. Padahal niat mah ga berat ya.
VIdeo selengkapnya disini
VIdeo selengkapnya disini
0 komentar:
Posting Komentar